REFORMASI-ID | ACEH - 30 Desember 2025 – Di tengah riuhnya kebisingan media sosial yang sering kali terjebak dalam sekat sukuisme dan polarisasi, lembaga kemanusiaan Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) menutup tahun 2025 dengan sebuah pesan bisu namun bertenaga: bahwa kemanusiaan adalah jembatan yang tak bisa dipatahkan oleh narasi apa pun.
Menembus Isolasi: 12 Jam Berjalan Kaki Demi Kemanusiaan
Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh di penghujung tahun menjadi panggung pembuktian bagi 26 relawan UAR. Mereka bukan sekadar datang membawa bantuan, melainkan menembus batas fisik yang mustahil.
Menghadapi medan yang lumpuh total, para relawan menempuh perjalanan kaki selama 12 jam melalui jalur curam demi menjangkau dusun-dusun terisolasi yang belum tersentuh bantuan pemerintah maupun lembaga lain.
"Bagi kami, Aceh adalah rumah tempat UAR dilahirkan. Jarak dan medan yang sulit bukan penghalang, karena setiap tetes keringat relawan adalah jawaban atas narasi perpecahan yang marak di media sosial. Kami hadir untuk membuktikan bahwa Indonesia tetap satu dalam kemanusiaan," tegas H. Endang Sudrajat, MT. MBA, Ketua Umum UAR.
Sinergi Tanpa Batas: Memulihkan Fisik dan Jiwa
Aksi UAR kali ini mengusung konsep pemulihan holistik. Tidak bergerak sendiri, UAR menggandeng TNI dan Aqsa Working Group (AWG) untuk memperkuat respon bencana di sepanjang koridor Sumatera—mulai dari Nias, Belawan, hingga Sumatera Barat.
Fokus aksi kali ini mencakup tiga pilar utama:
Evakuasi & Logistik: Menembus wilayah "blank spot" bencana.
Tim Medis: Memberikan layanan kesehatan darurat di lokasi pengungsian.
Trauma Healing: Memulihkan kondisi psikis korban, terutama anak-anak, melalui pendekatan spiritual dan kemanusiaan.
M. Ansorullah, Ketua Presidium AWG, menyatakan bahwa kolaborasi ini adalah representasi nyata dari persatuan. "Sinergi AWG dan UAR menunjukkan bahwa persatuan umat adalah kekuatan nyata. Kami tidak hanya membawa logistik, tapi membawa pesan persaudaraan yang melintasi batas suku dan kelompok."
Menjawab Rasisme dengan Aksi, Bukan Retorika
Visi "Langkah Kami, Harapan Mereka" menjadi ruh gerakan UAR dalam melawan gelombang rasisme yang kerap muncul di ruang digital. Di lapangan, identitas suku dan pandangan politik melebur menjadi satu tujuan: Penyelamatan.
Setiadi, perwakilan lapangan UAR di Aceh, menambahkan, "Kami ingin masyarakat melihat bahwa saat bencana melanda, yang ada hanyalah tangan yang saling merangkul untuk bangkit kembali. Tak ada lagi sekat."
Sekilas Tentang Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR)
Lahir dari rahim perjuangan saat Tsunami Aceh 2004, Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) telah bertransformasi menjadi organisasi kemanusiaan nasional yang tangguh. Berfokus pada penanggulangan bencana, pencarian dan pertolongan (SAR), serta rehabilitasi pascabencana, UAR terus berkomitmen menjalankan aksi kemanusiaan tanpa batas, di mana pun dan kapan pun bencana memanggil. (*)
