Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Viral Tujuh Akun Medsos dan 10 Media Online Dipolisikan MD dan Siap Menghadap Presiden Joko Widodo


REFORMASI-ID | JAKARTA  - Tujuh akun Media Sosial (Medsos) dan 10 media online dipolisikan. Pasalnya akun Medsos dan media online tersebut diduga mencemarkan nama baik dan menyebarkan berita tidak berimbang dan hanya berdasarkan keterangan sepihak tanpa melakukan konfirmasi klarifikasi.

Hal tersebut di katakan M. Dawood selaku CEO Travel Umroh PT. Riau Wisata Hati (RWH) di Jakarta, Senin (2/8/2021). Bahkan dia menduga tingginya angka kasus Covid-19 di Pekanbaru dikarenakan adanya pembiaran dibukanya Bar Angel Wings dan Kafe Karambia sesuai rekaman CCTV yang disebarkan oleh beberapa akun medsos dan beberapa media lokal maupun nasional.

"Kami menduga media-media tersebut telah melakukan pelanggaran. Apapun itu, yang namanya berita harus berita yang benar jangan sepihak, bahkan yang di viralkan adalah video pelanggaran PPKM level 4, tolong di lihat jam dalam rekaman CCTV yang mereka sebarkan itu melakukan pelanggaran atau tidak?," kata M. Dawood.

M. Dawood menyebutkan secara terang-terangan media online yang di polisikan diantaranya, merdeka.com, tribunnews.com, cyber88.co.id, riauaktual.com, cakaplah.com, riaubarometer.com, pekanbaruinfo.com, elaeis.co, bedelau.com, riauterkini.com, mediumpos.com dan beberapa akun medsos instagram serta facebook.

Dia mengungkapkan bahwa isi berita, materi berita berbeda-beda dan tidak sesuai dengan fakta, karena didalam pemberitaan yang diangkat oleh media-media tersebut adalah penyebaran CCTV yang di potong dan berita tersebut masih keterangan sepihak, di viralkan di media tanpa konfirmasi sehingga beritanya menjadi kacau balau bahkan lucu.

"Jelas kami sangat dirugikan, media-media online dan Medsos itu sudah menyebarkan informasi yang tidak sesuai fakta pada publik, sebaiknya mereka selaku awak media lakukan konfirmasi klarifikasi, cek n ricek dulu," kata M. Dawood.

M. Dawood pun secara resmi melaporkannya kepada Polda Riau atas dasar penyebaran rekaman CCTV dari Bar Angel Wings dan Karambia Kafe. Rekaman video tersebut dipotong yang diduga bertujuan mencemarkan namanya dan mencemarkan nama baik PT. Riau Wisata Hati (RWH) bahkan hal tersebut berdampak terhadap tujuh usaha lainnya.

“Benar sudah saya laporkan di Polda Riau total 17 Medsos dan portal berita, bahkan ada juga media nasional Merdeka.com dan Tribunnews.com. Sementara saya sudah menyampaikan di akun Medsos bahwa bagi teman-teman media yang mau berita sebenarnya, silahkan konfirmasi kepada kuasa hukum saya, Torri Alexander TW, S.H dan saya pun akan membela juga memaafkan media media yang memberitakan secara fair serta sesuai fakta sebenarnya,“ ungkap M.Dawood.

Dalam hal ini dikatakan M. Dawood, bahwa dirinya hanya meminta keadilan dan haknya sebagai warga negara Indonesia tentunya ada hukum didalamnya. Siapa salah, siapa benar yang menentukan adalah hakim di pengadilan.

Dia menduga ada beberapa oknum yang berniat mencemarkan nama dan nama baik PT. RWH melalui media online dan Medsos. Nampak jelas siapa dalang dibalik beredarnya video rekaman CCTV di media-media. Bahkan dirinya pun mengklarifikasi yang di tampilkan melalui medsos pribadinya dan channel youtube dengan judul “KLARIFIKASI MUHAMMAD DAWOOD”


“Saya mohon melalui media faktahukum.co.id, matafakta.com dan teman-teman media lainnya serta Dewan Pers agar mengawal berita ini dan juga membantu saya untuk bisa bertemu  langsung dengan Yth Bapak Presiden Joko Widodo, karena ada satu hal yang sangat penting hendak saya tunjukkan kepada Presiden," papar M. Dawood.

Lebih lanjut M. Dawood mengatakan supaya Presiden mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Kota Pekanbaru dan hanya Presidenlah yang dapat menyelesaikanya. Dia menyebutkan karena dapat menyinggung salah satu institusi dan dirinya secara pribadi meminta perlindungan kepada aparat penegak hukum untuk menjaga keselamatan diri dan keluarganya.

“Apa penyebab tingginya kasus Corona di Pekanbaru saat ini? dari video yang ditayangkan saja sudah langsung nampak pelanggaran PPKM dan saya menduga adanya permainan bahkan dugaan rekayasa (kriminalisasi) tindak pidana yang dituduhkan kepada saya," tandasnya.

M. Dawood mengungkapkan secara gamblang kepada awak media,"Mohon Bapak Presiden juga mesti mengetahui fakta berdasarkan keterangan dari masyarakat. Beberapa bulan yang lalu Bapak Presiden datang ke Pekanbaru karena tingginya kasus corona di Riau, apakah laporannya sesuai dengan fakta yang terjadi?, Bapak Presiden pulang, NAIK LAGI CORONA, ada apa ini? apresiasi saya kepada Bapak Gubernur Riau mengeluarkan Instruksi Gubernur Riau yang saya ketahui berlaku mulai 15 Juni 2021 soal perpanjangan PPKM," ungkapnya lagi.

Dikatakannya lagi, M. Dawood menyampaikan bahwa sebelumnya ada skip 1 hari SK Wako Pekanbaru berakhir tanggal 13 Juni 2021.

"Memangnya Bapak Wako bisa nampak jumlah virus corona itu hanya sampai tanggal 13 Juni 2021? dan faktanya sekarang yang saya ketahui sudah PPKM level 4, menjadi korban bukan cuma nyawa tapi juga usaha/ekonomi masyarakat menjadi terganggu karena apa?" tutur M. Dawood.

Mewakili seluruh Calon Jemaah Umroh & Haji RWH, M. Dawood memohon untuk bisa bertemu dan menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi. Dikatakan dia bahwa Travel Umroh & Haji adalah Jembatan Ummat untuk beribadah adalah usaha yang terkena dampak pertama kali akibat Corona. Usahanya sudah 1 tahun lebih rugi total dan dua kali Pelaksanaan Haji tidak bisa di laksanakan akibat Covid-19 (Haji Mabrur ganjarannya tidak lain adalah Surga).

"Tolong jangan saya dianggap seperti penjahat kelas berat dengan judul dan video yang dipotong sehingga menjadi fitnah, saya menduga ada rekayasa dengan tujuan mencemarkan nama saya dan nama baik PT RWH, intinya saya mohon dan tetap saya akan berusaha untuk bisa bertemu langsung menitipkan pesan penting kepada Bapak Presiden Joko Widodo," ungkap M. Dawood kepada faktahukum.co.id.

M. Dawood menegaskan,“Saya dan seluruh staf mewakili jemaah kami akan segera follow akun twitter Presiden Joko Widodo untuk menegakkan kebenaran dan agar dapat membantu menyelamatkan nyawa warga negara Indonesia, karena adanya pembiaran atau pelanggaran Instruksi Presiden, Mensesneg, Instruksi Gubernur Riau, soal Covid-19 yang menjadi beban berat negara kita dan sudah banyak mengorbankan nyawa. Pesan saya hanya “MEMBELA YANG BENAR BEDA DENGAN MEMBELA YANG BAYAR”, tegasnya.

Wawancara dilakukan secara langsung dengan M. Dawood oleh awak media faktahukum.co.id dan matafakta.com. M. Dawood mengakui kondisi psikologisnya dalam kondisi belum stabil sementara menurut dia masih banyak hal yang hendak di sampaikan dan bersedia untuk blak-blakan.

(Red)