Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Kelurahan Jaticempaka Tertibkan Lapak PKL Yang Berjualan Di Fasos Dan Fasum Bantaran Kali Buaran

REFORMASI-ID l Kota Bekasi -  Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Kecamatan Pondok Gede kembali menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Jatipura Komplek Jatiwaringin Antilope depan Masjid Darul Hikam, Jumat,  (28/05/2021).

Dalam penertiban PKL (pedagang kaki lima) hadir Amir, Lurah Jaticempaka di dampingi H.Mansur Cholid ketua RW. 0O7 Jaticempaka yang merupakan wilayah lokasi penertiban, Staf Kelurahan, Satpol PP, UPTD Lingkungan Hidup (Kebersihan), Linmas Jaticempaka, Babinsa, Pengurus RW 07, Ketua-Ketua RT se RW 07 yang terdiri dari 21 RT, Tim Unit Reaksi Cepat Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Pokdar Kamtibmas.

Hasilnya, beberapa lapak dan gerobak PKL yang berdiri di atas fasilitas sosial dan fasilitas umum di bantaran kali diangkut.

"Hari ini ada beberapa  lapak dan  gerobak yang kami tertibkan," kata Badru Tamam Kasie Trantib Kecamatan Pondok Gede.

Ianjutnya, "Dalam penertiban tersebut, pihaknya bersama linmas dan pihak Kelurahan menggunakan cara persuasif. Meski sempat terjadi protes dari salah satu warga, penertiban di lokasi berjalan lancar dan kondusif," ujar Badru Tamam.
Sementara itu Supriyadi, Kasie Pemerintah dan Trantibum kelurahan Jaticempaka mengatakan," Ini adalah kegiatan penertiban di wilayah RW   07 Kelurahan Jaticempaka, alhamdulillah berjalan lancar tidak ada penolakan, semua pedagang mau di tertibkan. Disamping kita ingin menertibkan tentunya kita juga melihat dari segi kemanusiaan, tadi bersama pak lurah mereka yang dagangannya belum habis kami bayar, kami ganti rugi.
Lokasi ini akan kami buat taman termasuk tanaman buah dan tentunya akan lebih rapi dan buah juga bisa di manfaatkan warga".

Lanjutnya," Pembongkaran ini bukan tanpa sosialisasi, ini sudah ada kesepakatan, bahwa tanggal 15 setelah hari raya harus kosong, kita juga memberikan surat, bahwa tanggal 23 harus di kosongkan, ternyata begitu kita lihat mereka tidak bergerak, akhirnya kita perintahkan supaya membongkar dan ada juga yang membongkar sendiri dan kita bantu. Hanya  tadi masih ada yang belum di bongkar dan kita bongkar bersama. Ini bantaran kali buaran yang memang tidak boleh untuk jualan, saya berharap nanti lebih rapi, nyaman dan menjadi lokasi taman yang hijau yang enak di pandang mata." Jelas Supriyadi.
Muslimah, ibu Rumah tangga penjual soto yang sudah 10 tahun berdagang mengungkapkan, "Saya di sini sudah 10 tahun, disini saya jualan soto sama es kelapa, dengan adanya penertiban ini kami tidak permasalahkan karena ini program pemerintah. Barang-barang termasuk peralatan untuk soto dan es kelapa muda sudah kami amankan. Saya juga ikut rapatnya jadi saya paham bahwa jualan di bantaran kali itu tidak boleh".

Lebih lanjut Muslimah berharap ada bantuan pemerintah, "Semua alat sudah kami amankan dan sampai saat ini belum ada gambaran mau jualan dimana, karena terus terang saya tidak punya modal. Paling nanti saya akan cuci gosok dulu sambil kumpulin modal untuk ngontrak tempat. Saya berharap ada bantuan pemerintah saya mau jualan lagi, untuk yang UMKM saya pertama dapat tapi yang kedua tidak dapat, mungkin gantian sama yang lain. Semoga  ada bantuan modal, dapat tempat dan bisa berjualan lagi," Ujar muslimah penuh harap.

Apa yang disampaikan Muslimah sama dengan apa yang di sampaikan jumiati seorang ibu penjual nasi uduk, nasi kuning dan lauk mateng, "Bagaimana lagi ya namanya juga penertiban oleh pemerintah, di tertibkan, tempat di rapikan saya setuju saja. Hanya saja saya berharap nasib kita ini di pikirkan, bisa jualan lagi. Dan alhamdulillah tadi pak lurah borong dagangan kami, terimakasih ya pak.
Tolong juga pak biar kami bisa dapat tempat untuk jualan lagi,"ujar Jumiati.

 Amir, S.E., Lurah Jaticempaka di sela penertiban memberikan pernyatan kepada MRI.

"Hari ini kami melakukan Penertiban, pengosongan, penanaman dan pemagaran.
itu semua sudah di rencanakan dan sudah ada sosialisasi.Semua sudah di jelaskan bahwa berdagang di bantaran kali, di tanah fasos fasum itu salah. Semua mengerti, bahkan dengan sukarela mereka membongkar sendiri.dan hari ini tinggal beberapa pedagang bersama sama kami bongkar.
Kali ini nantinya juga akan di lebarkan jadi nanti posisi di luruskan.tapi itu nanti, yang jelas hari ini kami kosongkan, kami buat taman biar kelihatan hijau. Ini setelah di kosongkan nanti pengelolaan oleh RW 07 karena memang wilayahnya. Namanya juga di depan masjid tentunya harus di rapikan di bikin taman.

Lanjutnya, "Lahan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum (Fasos Fasum) ini selanjutnya akan diperdayakan menjadi fasilitas bagi warganya, menjadi taman Terpadu  yang dipercantik dengan fasilitas tanaman, seperti hari ini langsung kami tanam pohon sawo. Pembangunan taman sebagai bentuk penyediaan fasilitas publik juga bisa menjadi salah satu pendorong terwujudnya lingkungan yang indah. Keberadaan taman, serta fasilitas publik akan menjadi pemandangan indah bagi  masyarakat," tandas Amir.

Sumaryo, tokoh masyarakat RW 07 Mendukung dan mengapresiasi penertiban PKL di bantaran kali.

"Dari awal saya mengharapkan penertiban ini, karena masalahnya ini semrawut, hujan sedikit saja banjir.dulu ada delta di situ, waktu pak camat masih di dinas PUPR saya minta di geser ternyata hanya di buang saja.jadi ada tikungan gundukan lumpur itu.harusnya sudut itu tidak ada, makanya hari ini pohon-pohon itu saya minta di tebang. Dengan penertiban ini saya sangat mendukung, sangat apresiasi. Dari dulu kami mengharapkan penertiban ini, baru saat ini bisa di laksanakan ,baru hari ini bisa eksekusi. Ini menjadi awal pembuatan taman kota di RW 07, saya terus terang bangga dengan pak Amir ini, dia lurah yang berani dan tegas, dan saya tahu Lurah seperti ini mengurus warganya dengan tanpa lelah. Sekali lagi sebagai tokoh di RW 07 saya sangat mendukung penertiban ini,"Tutup Sumaryo.

Reporter: Agus Wiebowo