REFORMASI-ID | Sumut - Polri menyampaikan laporan komprehensif penanganan bencana alam di Sumatera Utara yang terjadi sejak 24–28 November 2025. Hingga data terakhir, terdapat 311 kejadian bencana pada 17 kabupaten/kota, terdiri dari 162 banjir, 127 tanah longsor, 20 pohon tumbang, dan 2 puting beliung. Total terdampak mencapai 228 korban, dengan rincian 46 meninggal dunia, 11 luka berat, 85 luka ringan, serta 86 korban masih dalam pencarian, sementara jumlah pengungsi mencapai 10.000 jiwa.
Dalam operasi kemanusiaan ini, Polri mengerahkan 1.754 personel yang terdiri dari 1.237 personel Satwil, 121 Ditsamapta, 345 Satbrimob, 8 personel Bid TIK, 11 tenaga kesehatan Dokkes, dan 32 personel logistik. Polri bergerak cepat melalui operasi terpadu berupa SAR, evakuasi, pembukaan akses vital yang tertutup longsor, pendirian posko lapangan, tenda pengungsian, dapur umum, distribusi logistik, layanan kesehatan, hingga trauma healing untuk anak-anak dan penyintas dengan dampak psikologis.
Di lapangan, Satbrimob Polda Sumut menjadi garda terdepan pada sektor penyelamatan dan akses wilayah. Satbrimob bergerak pada titik kritis dengan medan sulit melalui SAR dan evakuasi korban di lokasi terisolasi, pembukaan jalur tertutup longsor menggunakan chainsaw dan alat taktis, pendirian posko darurat dan dapur lapangan, serta pendistribusian logistik dan pengantaran anak-anak serta lansia ke lokasi aman.
Ditsamapta menjalankan fungsi stabilisasi cepat dan pemulihan psikososial warga melalui patroli tanggap bencana lintas wilayah, penyaluran logistik cepat, trauma healing untuk anak-anak dan penyintas, serta pembersihan permukiman dan akses transportasi yang tertutup lumpur.
Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjaga kendali operasi melalui internet Starlink untuk komunikasi darurat, ketersediaan HT dan repeater aktif, serta integrasi data ke Command Center untuk pengambilan keputusan real-time berbasis situasi lapangan.
Bid Dokkes Polri memperkuat layanan kesehatan dengan pemeriksaan medis harian, suplai obat-obatan, perawatan korban, serta pengawasan sanitasi pengungsian sebagai langkah mencegah penyakit pascabencana, terutama pada bayi, balita, lansia dan ibu hamil.
Sementara itu, Bhayangkari Daerah Sumut memberikan dukungan sosial kemanusiaan melalui bantuan beras, air minum, susu bayi, pakaian, popok, pembalut dan kasur lipat yang disalurkan langsung ke pos-pos pengungsian dan daerah terdampak berat seperti Sibolga, Taput dan Tapteng.
Hujan berintensitas tinggi hingga Kamis 27 November 2025 pukul 21.00 WIB masih berpotensi memicu bencana lanjutan. Merespons situasi tersebut, Polri meningkatkan kesiapsiagaan dengan memetakan jalur suplai alternatif, menambah peralatan taktis, memperkuat logistik, serta menyiapkan evakuasi lanjutan jika kondisi memburuk. Seluruh skenario respon cepat telah disusun agar penanganan berjalan tanpa jeda dan adaptif terhadap perkembangan cuaca.
Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan bahwa penyelamatan masyarakat menjadi mandat tertinggi dalam operasi tanggap bencana kali ini.
“Setiap personel turun dengan prioritas menyelamatkan jiwa. Polri membuka jalur, mengevakuasi korban, mendirikan tenda pengungsian, menyediakan dapur lapangan, hingga memulihkan psikis warga melalui trauma healing. Kami bekerja tanpa jeda untuk memastikan bantuan tiba dan korban tertangani,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi untuk seluruh personel yang masih berjibaku di medan bencana. “Terima kasih kepada seluruh personel yang bekerja siang dan malam. Tetap semangat rekan-rekan, karena kehadiran kalian adalah harapan bagi warga terdampak,” tegasnya.
Pada akhir pelaksanaannya, penanganan bencana yang dilakukan Polri berpedoman pada kemanusiaan, namun tidak berdiri sendiri. Polri menjalankan operasi dengan kolaborasi pentahelix bersama Pemerintah Daerah, BPBD, TNI, Akademisi, Komunitas, Media dan pelaku usaha sebagai fondasi penanggulangan bencana nasional sesuai amanah Undang-Undang Penanggulangan Bencana dan dasar hukum yang berlaku. Sinergi lintas unsur ini memastikan penanganan berlangsung cepat, menyeluruh, terukur dan berkelanjutan hingga masyarakat Sumatera Utara benar-benar pulih.

