Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Catatan Lima Belas Tahun (15 Tahun) Pilkada Kota Bekasi


    Eddy Purwanto
    Aktivis sosial dan tokoh. 
    Mantan Anggota DPRD Kota Bekasi

REFORMASI-ID 🇮🇩 | Usai Pemilihan Umum 2024, masyarakat Indonesia kembali menyambut Pilkada Serentak 2024. Jelang pemungutan suara pada 27 November 2024, suhu politik di tanah air kembali memanas.

Eddy Purwanto, tokoh dan aktivis yang pernah menduduki kursi DPRD Kota Bekasi memberikan catatan 15 tahun pilkada Kota Bekasi. Perlu dijadikan intropeksi, dimana Kota Bekasi termasuk kota" Lainnya. Melaksanakan Pemilihan Kepada Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia. Kota Bekasi, dalam kurun waktu 15 Tahun sejak di terapkan nya Kepada Daerah dipilih langsung oleh rakyat. 

Sudah tiga Periode melaksanakan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bekasi:

Tahap Awal Pilkada:
1. H. Mochtar Muhamad dan Rachmat Effendi keduanya dar partai politik. Walikota Kandas karena tersangkut Hukum, sehingga harus dilanjutkan Oleh Wakil nya RE menjadi PLT, dan juga Walikota hingga akhir masa Jabatannya.

2. Periode berikutnya, Rachmat Effendi bersanding dengan Achmad Syaikhu. Hingga selesai masa jabatan aman keduanya tanpa tersangkut masalah hukum. karena Wakil Walikota nya AS amanah mendampingi Walikota nya hingga masa Jabatan, Walau Saat itu Demo Masa untuk menurunkan Bang Pepen bergulir dimana-mana.

3. Periode ke 3, Pilkada Kota Bekasi, dilanjutkan Oleh Pasangan Rachmat Effendi dan Tri Adhianto, Berasal dari Parpol dan Birokrat, saat itu Tri, sebagai Kepala Dinas PU, dia Lepaskan kedinasannya dan masuk ke rana Politik mengawali dari salah satu Partai yang mengusungnya. Ketika Walikotanya RE, juga tersandung Hukum, maka TA Yang melanjutkan untuk memimpin Kota Bekasi. Hingga selesai.

Dari track record diatas. Kita simak, ketika MM memimpin Bersama RE, keduanya saling berseteru hingga Satu diantara mereka harus Masuk Tahanan, dan Wakilnya RE leluasa memimpin Kota Bekasi, renungkan adakah keterlibatan RE saat itu agar MM terkena Sanksi Hukum???

Berikutnya, Rachmat Effendi, berpasangan dengan Achmad Syaikhu, Kita lihat keduanya nyaman memimpin Kota Bekasi sampai masa Jabatan berakhir. Walaupun banyak Demo Masa yang diarahkan Ke Walikota agar di Pidanakan, namun tepat berakhir dengan aman Pasangan RE dan AS memimpin Kota Bekasi, disini pun kita Cermati bahwa Wakil Walikota Terlihat Amanah dalam mendampingi RE, tidak terkesan ingin menjatuhkan Pasangannya dimasa kepemimpinannya, bahkan membantu meredakan Demo Masa Penolakan Pembangunan Gereja di salah satu wilayah di Kota Bekasi, dan nyatanya Gereja tetap berdiri hingga saat ini dipergunakan oleh Umatnya untuk beribadah. Tidak ada sifat Kadrun di Benak Ahmad Syaikhu.

Lanjut, Periode pemilihan Ke 3 Kalinya Kita Bekasi Memilih Pemimpin. Rachmat Effendi menggandeng anak buahnya Tri Adhianto yang saat itu Menjabat Kepala Dinas PU, karena RE, ingin aman dalam memimpin Kota Bekasi tanpa rongrongan dari Parpol yang mewakili nya, maka Dia menggandeng Tri, untuk Mewakilinya yang diusung pula oleh Partai Politik sebagai syarat pemenuhan Qouta.

Perjalanan hingga memasuki tahun ke 3, RE harus meninggalkan Jabatannya sebagai Walikota Bekasi, dia terkena OTT. Dan Walikota di Pegang Oleh Wakilnya Tri, dengan leluasa hingga selesai masa jabatannya. Sama halnya dengan diatas pertanyannya adakan keterlibatan Tri dalam proses tumbangnya RE ???

Artinya dari 3 periode Jabatan Walikota hanya aman di periode ke 2, Rachmat Ependi dan Achmad Syaikhu... Karena Wakilnya seorang Ustadz, Amanah tidak neka-neko.

Tidak pula kalah kerennya, Tri Sempat di periksa oleh Pengadilan terkait dugaan Korupsi di Proyek yang dia Naungi, dengan Mendapatkan Fee dari Pihak ke 3, namun sampai saat ini masih Aman. Dikarenakan ada dana siluman yang mendampinginya, Itulah gaya-gaya Oligarki untuk mengamankan Jabatannya.

Kesimpulannya adalah ada di Kita masing-masing Masyarakat Kota Bekasi, dari uraian singkat saja yang tertuang diatas.. tentunya berharap Kita dapat dijadikan referensi untuk kita Masyarakat Kota Bekasi dalam Memilih Pemimpin di Periode selanjutnya (Periode ke 4), agar tidak lagi mengalami kejadian yang sama memalukan Masyarakat Kota Bekasi karena Pemimpinya harus Lengser  akibat tersangkut Hukum. Pemilih Cerdas adalah Pemilih yang ingin mengetahui Track Record dari Masing-masing Calon, aga tidak salah pilih, "tidak pula membeli kucing dalam karung"... Semoga ini menjadikan ulasan dalam team atau Perkumpulan dimana diskusi Memilih Pemimpin Kota Bekasi sangat perlu, bukan karena black campaign tapi sebagai penyegaran ingatan kita saja... Wallahu alam bhisyawab.

Eddy Purwanto
Aktivis sosial dan tokoh. 
Mantan Anggota DPRD Kota Bekasi