Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Memalukan, Aksi Arogan Oknum Wartawan di Priok, Ternyata Gegara Kios


REFORMASI-ID - Jakarta - Sebuah video yang beredar di media sosial menampilkan sejumlah pemuda saling adu mulut di Terminal Bus Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kejadian tersebut menjadi sorotan masyarakat yang sedang menunggu biskota.

Menurut informasi yang dihimpun, sejumlah pemuda yang terlibat adu mulut itu sama-sama mengaku dirinya sebagai wartawan.

"Ada kisruh nih bang di Terminal Tanjung Priok, katanya sih wartawan sama wartawan," dalam narasi yang ditulis AD saat mengirim video kepada awak media, Rabu (20/9/2023).

AD yang saat itu sedang menunggu bis di Terminal Tanjung Priok mengaku panik dan heran saat melihat kejadian itu.

"Emang gitu yah bang cara wartawan untuk konfirmasi, koq gayanya kaya preman, membuat panik banyak orang. Memalukan saja," cetusnya.

Menurutnya kegaduhan itu terjadi gara-gara sebuah kios yang berada didalam Terminal Tanjung Priok.

"Kayanya gara-gara kios deh bang, soalnya salah satu dari mereka bilang enggak terima kiosnya digeser," ujarnya.

Video yang berdurasi 1 menit 37 detik itu memperlihatkan sejumlah oknum wartawan sedang bersih tegang. Kedua kubu itu terlihat sedang cekcok membahas status kepemilikan kios.

Bahkan salah satu dari mereka menyebut pihak yang mempunyai wewenang harusnya datang ke lokasi tersebut. Diduga kuat orang yang dimaksud pria berbaju merah berlabel PERS itu adalah Kepala Unit Pengelola Terminal DKI Jakarta.

"Pak Syamsul suruh datang kesini, dia yang punya wewenang disini. Nggak ada itu. Mainkan," kata pria dalam video yang mengaku dirinya sebagai wartawan.

Menanggapi hal itu, salah satu orang tua yang ditokohkan sekaligus pengamat Jurnalis, AAL merespon saat dikonfirmasi tentang sikap arogansi oknum yang mengatasnamakan dirinya sebagai wartawan dalam video tersebut.

Menurutnya, seseorang yang berprofesi sebagai wartawan harus mempunyai sikap independen, sekaligus dapat menjaga harkat dan martabat kewartawanannya.

Ia menilai, orang dalam video yang mengaku sebagai wartawan itu adalah wartawan abal-abal, atau biasa disebut wartawan bodrex.

"Wartawan itu harus mempunyai jiwa intelektual. Sebelum membuat berita, tugas dia adalah mengumpulkan atau mencari data, kemudian mewawancarai pihak yang bersangkutan untuk dijadikan narasumber. Bukan koar-koar seperti itu," tegas AAL

"Jadi, Kalau ada orang yang melakukan arogansi demi sebuah kepentingan dan mengaku dirinya sebagai wartawan, saya pastikan itu adalah oknum yang merusak citra wartawan," pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, awak media masih berupaya melakukan konfirmasi kepada Kepala Unit Pengelola Terminal DKI Jakarta lantaran namanya disebut dalam kegaduhan itu.

(red)