Foto ilustrasi
REFORMASI-ID| Opini - Anak jalanan, mungkin bagi sebagian orang menilai sesuatu yang sangat menakutkan, dikenal dengan image yang buruk, kehidupan yang arogan, penuh dengan kekerasan, masa depan suram, bahkan banyak dicap sebagai pelaku kriminal. Kamis, 29 Desember 2022.
Tetapi, dibalik dari semua itu, penulis melihat banyak sekali pelajaran dan ilmu yang bisa didapat dari kehidupan jalanan.
Kehidupan anak jalanan dituntut memiliki pemikiran yang cerdas, kenapa demikian, karena didalam pemikiran sehari-hari mereka (Anak Jalanan-red), yang ada hanya untuk kelangsungan hidup (going concern), tidak menggunakan akal sehat tidak akan bertahan hidup, sebab tidak ada tempat pijakan seperti layaknya kehidupan didalam rumah, mereka harus berusaha membuat pijakan sendiri untuk kehidupannya, salah berpikir, resiko hukuman bahkan kematian yang mereka terima, selain berpikir, dituntut untuk menjadi pekerja keras, terik matahari dan hujan tidak dihiraukan, yang ada dibenak mereka hanyalah bagaimana caranya hari ini keluarga bisa makan.
Mendengarnya memang sungguh miris, tapi jika kita cermati dengan seksama, itulah kehidupan yang sesungguhnya, sebagai manusia kita harus berpikir cerdas dan menggunakan akal sehat agar segala sesuatu yang kita kerjakan lebih banyak manfaat dibanding mudharatnya, bukan hanya itu saja, kerja keras menjadi sebuah kewajiban kita sebagai manusia.
Setelah penulis mencoba mendalami kehidupan jalanan selama beberapa tahun, ada satu sisi yang menarik terhadap kehidupan jalanan. Yaitu sebuah cinta, anak jalanan memiliki cinta kasih yang tulus, saling menerima kehidupan satu sama lain apa adanya, tidak melihat latar belakang, harta, pangkat, jabatan, penampilan, yang mereka punya hanya ketulusan, saling mengisi satu sama lain, saling menerima segala kekurangan, saling bekerjasama untuk mempejuangkan kehidupan.
Kehidupan cinta yang mereka butuhkan hanyalah kasih sayang dan perhatian, tidak lebih dari itu. Untuk rasa empati dan gotong royong melebihi para pemangku jabatan yang duduk disana, bahkan saking empatinya, mereka rela harus berbagi (kebutuhan pokok-red) yang mereka punya untuk membantu sesama yang lebih membutuhkan.
Karena mereka berprinsip, cinta, perhatian, kasih sayang ibarat sebuah mukjizat, hal yang sangat sulit untuk didapatkan, jadi ketika ada sesorang yang tulus mencintai, memberikan kasih sayang, perhatian dan kepercayaan, mereka akan membalas semua itu lebih dari yang diterima.
Penulis hanya ingin mengajak semua untuk melihat anak jalanan dari sudut pandang yang berbeda, jangan samakan mereka dengan premanisme, pelaku kejahatan bahkan sampah masyarakat, mereka hanyalah orang-orang yang kurang diperhatikan bahkan tidak diperhatikan sama sekali, sesungguhnya mereka memiliki keinginan untuk maju dan sukses melebihi kita, tapi nasib dan kesempatan yang belum didapat.
Bagi mereka tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak wajar, karena dipikiran mereka hanya berjuang, dan mencari kesempatan agar bisa membuktikan kepada semua bahwa mereka juga mampu seperti yang lain.
Untuk itu, mari kita berikan kesempatan, kepercayaan, ruang dan pembinaan agar mereka bisa berkarya dan menjadi yang terbaik untuk bangsa ini.
Penulis : Wisnu Wicaksana
Editor : Redaksi