Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Program Bank Sampah Sangat Membantu Atasi Masalah Sampah yang Terjadi di Desa Burangkeng



REFORMASI-ID | Kab. Bekasi - Abdul Rojak yang biasa disapa Ableh, seorang pelaku bank sampah menjalankan program bank sampah dengan cara mandiri.

Inisiatif masyarakat untuk menjalankan program bank sampah untuk situasi saat ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah sampah yang terjadi di Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Sabtu, 30 Juli 2022.

Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Desa Burangkeng salah satu wilayah yang menjadi tempat pembuangan sampah se-Kabupaten Bekasi, saat ini kondisinya sudah tidak layak untuk menampung seluruh sampah warga maupun industri yang ada di Kabupaten Bekasi. 

Kapasitas TPAS yang sudah overload dengan sampah, ditambah sarana dan prasarana yang tidak memadai membuat polemik warga sekitar.

Setiap saat ditemukan segala permasalahan yang dihadapi warga, seperti fasilitas jalan umum Desa Burangkeng yang macet akibat antrian truk sampah yang ingin masuk TPAS, bau tidak sedap setiap saat tercium, ditambah kalau hujan datang, ceceran air sampah yang memenuhi jalan umum serta segala permasalahan lainnya yang dihadapi warga.

Semua kendala tersebut dibutuhkan penanganan yang serius dari setiap elemen, terutama pemerintah setempat dituntut harus bisa segera mengatasi permasalahan yang terjadi.

Ditengah polemik yang terjadi Ableh warga sekitar TPAS Burangkeng yang tergabung di komunitas Laskar Mandiri Burangkeng memiliki inisiatif untuk membantu permasalahan yang terjadi di wilayahnya. 

Dengan mengelolah bank sampah yang diperuntukan untuk mengatasi permasalahan sampah yang terjadi, selain itu untuk membantu perekonomian warga sekitar.

Saat dikonfirmasi media Ableh menjelaskan, untuk saat ini saya sudah mengelolah bank sampah sekitar 2 tahun. 

"Dalam pelaksanaannya, saya bekerja sama dengan RT/RW sekitar untuk mengedukasi warganya agar mengumpulkan sampah lalu kita bayar disetiap bulannya," tutur Ableh. 

Untuk saat ini, sambung Ableh, saya baru mengelolah bank sampah diwilayah Perumahan Park Place dan Bekasi Timur Regency. 

Jadi, jelas Ableh, sampah yang dari warga akan kita sortir untuk kita kelolah kembali, sisa sampah yang tidak dapat kita kelolah baru yang akan kita buang ke TPAS. 

"Hasil kelolahan kita bisa mengurangi volume pembuangan sampah yang masuk ke TPAS, contohnya, dari 4 truk sampah yang kita kelolah yang kita buang kembali atau sisa sampah paling 1 truk yang masuk TPAS, jadi 3 truk bisa kita manfaatkan," terangnya. 

"Kita telah mengurangi volume sekitar 3 truk untuk sampah yang masuk ke TPAS Burangkeng," ucapnya. 

Selain itu, tambah Ableh mengatakan, warga sekitar saya pekerjakan untuk mensortir sampah yang masih bisa di kelolah, secara tidak langsung perekonomian warga sekitar sedikit terbantu dengan adanya bank sampah yang saya kelolah. 

"Bahkan, warga perumahan yang mayoritas ibu-ibu bisa dapat tambahan uang jajan dalam setiap bulannya," imbuhnya. 

"Para ibu-ibu yang berada di perumahan mengumpulkan sampah yang bisa kita kelolah, seperti kertas, plastik, kaca, besi, alumunium dan lain-lain, akan kita bayar setiap bulannya melalui pengempul wilayah, untuk pengempul bank sampah biasanya RT atau RW setempat, disini Pengempul juga bisa mendapatkan keuntungan tersendiri dengan bekerjasama menjadi pengepul bank sampah," tambahnya. 

"Selain mengelolah sampah non organik, saya juga memanfaatkan sampah organik seperti sisa nasi, sayur, buah dan lain-lain, untuk umpan ternak entok, bebek dan ayam yang saya miliki," ungkapnya. 

"Tetapi semua pelaksanaan bank sampah tidak bisa maksimal, karena keterbatasan lahan, alat serta materi," kata Ableh. 

Disini, ujar Ableh menegaskan, saya membutuhkan sentuhan pemerintah untuk membesarkan program bank sampah ini

"Saya juga berharap pemerintah bisa menjadi partner serta pembinaan untuk bank sampah yang saya kelolah, seperti menyiapkan lahan tidur yang dapat saya kelolah untuk program bank sampah, mesin potong dan mesin cacah untuk sampah, bahkan anggaran yang memadai untuk kita kelolah," pungkasnya.

(red)