Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Sri Patokah Bersama Warga Jawa Timur Pergi Ke Jakarta Untuk Mencari Keadilan


REFORMASI-ID | Jakarta - Sri Patokah nama yang sudah tidak asing lagi didengar untuk wilayah Jawa Timur (Jatim) adalah salah satu korban dugaan Mafia tanah dan Perbankan. Rabu, 18 Mei 2022.

Kasus Sri Patokah ini sudah memasuki tahun ke 7, kasus dugaan penyerobotan dan pengambilan paksa aset penduduk Jatim yang dilakukan oleh beberapa perbankan besar, telah merenggut Hak Asasi Manusia. 

Setelah sekian lama Sri Patokah dan beberapa perwakilan warga lainnya merasa tidak mendapat keadilan di Jatim, kini Sri Patokah yang mewakili warga yang teraniaya pergi ke Jakarta untuk mencari keadilan dengan didampingi oleh kuasa hukum Prof. Dr. H. Eggi Sudjana, SH, MH & Partners

Sri Patokah bersama 7 warga lainnya yang mewakili dari berbagai wilayah Jatim, seperti Ponorogo, Blitar, Tulungagung mendatangi Mabes Polri untuk meminta keadilan hukum atas perilaku yang terjadi pada dirinya dan beberapa warga lainnya.

Saat ditemui awak media Eggi Sudjana mengatakan, Hari ini saya akan membuat laporan terkait kasus dugaan mafia tanah dan mafia perbankan 

"Mafia perbankan ini merupakan salah satu modus baru, maka dari itu saya akan membentuk Satgas peradilan dengan including para penegak hukum meliputi Hakim, Jaksa, Polisi, dan Pengacara," ujarnya.

"Kalau laporan ini ditolak, saya ingatkan lagi kepada pihak kepolisian, polisi itu Tribrata, Mengayomi, Melayani dan Melindungi rakyat, kalau sampai anda tolak laporan ini sama saja kalian menghiyanati UU No.2 Tahun 2002 tentang kepolisian," jelasnya. 

"Kepolisan harus melayani dan melindungi rakyat,  karena rakyat menderita, apa lagi nilai kerugiannya sampai 100 miliar, nominal tersebut sangat berharga untuk rakyat," tegasnya. 

Dikesempatan yang sama, Sri Patokah menambahkan, saya mewakili teman-teman dari Jatim untuk meminta keadilan kepada Bapak Kapolri. 
 
"Saya mohon bantuan Bapak Kapolri usut tuntas dugaan kasus mafia tanah dan mafia perbankan di Jatim, warga sudah sangat menderita," pungkasnya. 

(Red)