REFORMASI-ID | Kota Bekasi - Sekolah Global Persada Mandiri (GPM) bersama Universitas (Univ) Bhayangkara Jakarta Raya adakan seminar mengukur dan meningkatkan literasi digital guru yang bertema "Pengabdian Kepada Masyarakat". Jum'at, 27 Mei 2022.
Acara yang diselenggarakan di aula GPM, Jl. Mekar Sari No.5, RT. 010/RW. 003, Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, dengan dihadiri oleh Owner GPM, Andy, S. Kom, Adi Muhajirin, M. Kom., M.M, dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya sekaligus sebagai pemateri, Ajif Yunizar Pratama Yusuf, S. si., M. eng, Echiy ketua panitia, serta seluruh staff dan pengajar GPM.
Saat diwawancarai media, Andy mengatakan, hari ini GPM bekerjasama dengan Univ Bhayangkara Jakarta Raya menggelar seminar literasi digital untuk guru.
Andy, S. Kom Owner GPM |
"Kegiatan ini kita adakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat literasi digital kepada guru-guru kita," ucapnya.
Disini, sambungnya menjelaskan, kita ingin mengetahui dulu sampai sejauh mana para guru-guru kami menggunakan alat-alat komunikasi digital.
"Setelah kita mengetahui sejauh mana guru-guru kita menggunakan alat-alat komunikasi digital, selanjutnya kita akan memberikan pengetahuan tentang penggunaan alat digital yang benar, kita akan menindak lanjuti para guru dan staff sekolah GPM supaya bisa dan memahami cara penggunaan alat-alat digital," tambahnya.
"Karena kedepannya sekolah GPM akan menggunakan sistem digitalisasi dalam pelaksanaan belajar-mengajarnya, mulai dari absensi murid, kurikulum pembelajaran, cara komunikasi wali murid dengan pihak sekolah tentang perkembangan pembelajaran siswa dan sebagainya," pungkasnya.
Adi Muhajirin, M. Kom., M.M, Pemateri |
Di kesempatan yang sama Adi Muhajirin salah satu pemateri menambahkan, materi yang kita berikan adalah tentang literasi digital kepada guru-guru, kenapa harus guru, karena guru itu menjadi rol model capaian dari pada pemahaman literasi, agar yang disampaikan guru ke siswa dapat disampaikan dengan baik dan benar.
"Khususnya pada anti hoax, karena bahaya literasi itu adalah anti hoax, kedua adalah pornografi, Anak-anak usia dari 6-12 tahun terpapar pornografi, dimana setiap harinya 25 ribu anak terpapar pornografi," jelasnya.
"Oleh karena itu saya menyampaikan dari awal, materi ini sangat penting sekali untuk dipahami oleh para guru, dan agar bisa diedukasikan kesiswanya," ujar Adi.
"Supaya siswa-siswi yang menggunakan smartphone itu tidak menggunakan smartphone hanya untuk bermain game saja, tapi lebih untuk belajar, dan benar-benar bisa melatih pencarian shared engine, misalnya untuk mencari tugas, mencari referensi tulisan, mencari modul dan lain-lain," paparnya.
"Alangkah baiknya, guru-guru disekolah menyampaikan pendidikan-pendidikan tersebut secara menyeluruh, oleh karena itu kita miliki kuesioner yang berfungsi untuk mengukur index literasi digital, yang sekarang sudah meningkatnya pemahaman guru-guru, tentang literasi digital karena ada pendampingan dari kami," pungkasnya.
(Red)