REFORMASI-ID 🇮🇩 | Karawang - Ribuan anggota ormas dan LSM bentrok di Karawang, Rabu, 24 November 2021. Satu orang dikabarkan meninggal dunia saat dilakukan pengadangan di jalan Interchange Karawang Barat.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan anggota LSM GMBI awalnya dilakukan secara tertib dan berjalan baik dengan menyampaikan orasi dan tuntutannya.
Tuntutan yang disampaikan oleh LSM GMBI di depan PT. ICIA terkait pengolahan limbah.
Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono menjelaskan, kericuhan berawal dari anggota Ormas GMBI mengalami pengeroyokan oleh anggota Ormas lain yakni GMPI karena salah arah saat hendak berkumpul melakukan aksi unjuk rasa.
"Salah satu temen-teman dari GMBI itu yang dari Jawa Tengah salah arah ke arah kota. Ketemu dengan temen-teman dari LSM Karawang lain dan terjadilah peristiwa itu," kata Aldi.
Sementara itu, Ketua GMBI distrik Jakarta Timur, Tomy Arianto Lelulija SH, MH menjelaskan, aksi tersebut sudah mengantongi izin resmi dari pihak Kepolisian.
Selain itu ia juga mengungkapkan, sejak Rabu pagi masa LSM GMBI dalam melaksanakan unjuk rasa, tetap satu komando dan saling menjaga ketertiban selama berjalannya aksi.
"Massa GMBI selama aksi tetap menjaga ketertiban dan satu komando, dan aksi kami sudah mendapatkan izin dari pihak Kepolisian," ujar Tomy kepada wartawan, Rabu 24 November 2021.
Tomy juga menjelaskan, aksi demo di KIIC itu awalnya berjalan kondusif. Kemudian, mobil yang ditumpangi empat orang dari LSM GMBI yang mau demo di KIIC melintas di lokasi lain. Empat anggota GMBI yang mengendarai kendaraan roda empat dengan nomor polisi S 1724 BB dihadang ratusan masa LSM GMPI.
"Keempat anggota GMBI menjadi korban amuk masa dari LSM GMPI hingga mengakibatkan luka parah dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif," ungkap Tomy.
Tomy pun mendesak Kepolisian, untuk menangkap pelaku pengeroyokan terhadap anggota GMBI.
"Masa GMPI sengaja membawa senjata tajam dalam peristiwa itu, Kamu juga mendesak Kepolisian untuk menangkap dalang atau otak pelaku sehingga mengakibatkan adanya anggota kami yang korban meninggal dunia," tutup Tomi.***