Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Sidang MKP Kasus Asusila Ketua DPC PPP Dompu Terus Bergulir


REFORMASI-ID | Jakarta - Kasus perbuatan asusila yang diduga dilakukan oleh MS Ketua DPC PPP Kabupaten Dompu belum berakhir. Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) kembali menyidangkannya di Kantor MKP DPP PPP di Jalan Indramayu No 14 Menteng Jakarta Pusat pada Selasa, (02/02/2021).

Isi sidang kali ini menghadirkan dua orang saksi kunci atas kejadian malam itu dari pelapor (pemohon).
 
Kedua saksi kunci tersebut didatangkan langsung dari Dompu dan ditemani sejumlah pengurus DPC PPP Kabupaten Dompu lainnya seperti Wakil Ketua DPC PPP Kabupaten Dompu Bidang Advokasi Hukum dan HAM Abdul Haris dan Sekertaris DPC PPP H. A.Chalik.

Sementara perwakilan dari pihak Mahkamah Kehormatan Partai (MKP) hadir Ali Hardi Kiyai Demak selaku Ketua, bersama sejumlah anggota MKP lainnya. Turut hadir juga dalam persidangan perwakilan dari DPP PPP selaku termohon yakni Pengacara Muhammad Zainul Arifin dan pihak terlapor atau termohon diwakili pengacaranya. 

Dua saksi berinisial AR dan AA merupakan tokoh pemuda setempat yang mengaku menyaksikan MS di lokasi kejadian malam itu. Mereka juga yang menyelamatkan MS dari aksi main hakim warga.

Didalam kesaksiannya AR mengatakan, "MS dalam keadaan terluka di pelipis kiri".

Saat mahkamah partai menanyakan kepada saksi, apa motivasi mereka hadir, "Saya hadir karena kesadaran pribadi tanpa ada paksaan dan iming-iming dari pihak manapun, dan kami siap apabila kesaksian kami mengandung resiko" jawab AR.

"Perasaan takut tidak ada, tapi sebagai manusia normal gambaran seperti ada apa-apa pasti ada. Kalau ini berjalan ya mungkin nanti ada hambatan dan cobaan kita hadapi saja," ujar AR. 

Lanjutnya, "saya melihat ini Partai berlambang ka'bah sangat disayangkan kalau sampai image di masyarakat itu kurang bagus. Saya rasa senior-senior (PPP) di sini lebih tahu dan lebih bijak dalam menyelesaikan ini."

AR juga menceritakan, "Saat malam kejadian dirinya tengah berada di rumah, lalu terdengar teriakan maling dari salah satu warga kurang lebih 60 meter dari rumahnya".

"Saya pun bergegas menghampiri lokasi kejadian dan berpapasan dengan warga lainnya yang memberitahunya kalau apa yang terjadi," tambahnya.

Setelah sampai di tempat kejadian, Ia menemukan MS sudah berlumuran darah di pelipisnya. Tidak ingin MS diamuk warga, AR mengantar MS menjauh dari lokasi. Diketahui, AR adalah tokoh pemuda yang disegani warga sekitar sehingga MS bisa pergi dalam keadaan selamat. 

"Yang jelas di situ ada MS dalam keadaan terluka," tandas AR. 

Saksi lainnya yang turut hadir pada persidangan hari itu menuturkan, dirinya juga berada di lokasi yang sama saat MS terpergok di rumah perempuan yang sedang bersama MS malam itu. 

"Mereka ini (MS dan perempuan) itu berhubungan berpacaran," ungkap AA. 

"Saya berharap kasus ini segera tuntas sehingga warga di Dompu bisa mengetahui duduk perkara sebenarnya," harap AA.

Diketahui, kasus ini telah viral di Dompu dan telah diliput sejumlah media online lokal maupun nasional. 

Diketahui, oknum MS diduga ingin masuk ke dalam rumah selingkuhannya berinisial AT alias R (27), warga lingkungan Rasa Bou (Parapimpi) Kelurahan Potu, Kecamatan Dompu pada Rabu (15/4/20) dini hari, sekira pukul 03.00 Wita.

Akibatnya, oknum anggota DPR PPP dua periode yang juga Ketua DPC PPP Kabupaten Dompu dihajar warga hingga berdarah kemudian diteriakin maling.

MS mendatangi tempat selingkuhannya menggunakan mobil dengan Nomor Polisi EA 1811 MZ. Ia diselamatkan oleh AR meninggalkan lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan membawa luka sobek di bagian pelipis.

Dilansir dari berita11.com, Kakak kandung AT berinisial WS wanita (37), yang saat itu berada di dalam rumah mengatakan, bahwa oknum anggota DPRD itu awalnya diduga mengetok pintu rumah mereka, namun mereka tidak mau membukakan pintu mengingat waktu sudah hampir subuh.

"Dia ketok pintu rumah kami, akhirnya saya tanya, siapa, dia (oknum, red) menjawab saya, akhirnya sempat cek-cok kemudian didengar sama warga," ungkap WS.

Menurut WS, oknum tersebut, diduga sempat mengancam mereka, jika tidak dibukakan pintu akan dipecahkan kaca jendela rumah mereka, akhirnya rumah mereka kemudian dibuka.

Akhirnya cek-cok pun semakin memanas sehingga warga di sekitar yang mendengar itu spontan keluar dan mendatangi TKP dan melakukan pengeroyokan. (Red).