Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Kelompok Wanita Tani Perum Taman Harapan Baru, Menciptakan Solusi Ketahanan Pangan Dimasa Pandemi Covid

REFORMASI-ID | Bekasi – Kelompok Wanita Tani Perumahan Taman Harapan Baru RW. 026, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi. Menciptakan Solusi Ketahanan Pangan Dimasa pandemi. Selasa, (16/02/2021).

Mandiri, Kreatif dan produktif adalah tiga kata yang pantas untuk menggambarkan aksi warga khususnya ibu-ibu di Perumahan Taman Harapan Baru RW. 026 kelurahan Pejuang Kecamatan Medan Satria, Bekasi Kota. Bagaimana tidak, saat harga kebutuhan pokok merangkak naik, mereka justru bisa menciptakan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan program ketahanan pangan dan ekonomi kreatif dalam bentuk budidaya hidroponik dan perikanan. 

Menamakan dirinya, Kelompok Wanita Tani (KWT), para ibu-ibu berkumpul, belajar bersama, lalu mempraktikkan cara budidaya pertanian dan perikanan. Mereka memanfaatkan lahan Prasarana, sarana dan Utilitas (PSU) seluas 1500 meter persegi untuk dijadikan lahan pertanian dan budidaya perikanan. Lahan ini sebagai lahan edukasi dan percontohan yang kemudian dipraktikkan di rumah masing-masing anggota KWT. Lahan-lahan terbatas di pekarangan rumah disulap menjadi kebun hidroponik dengan berbagai jenis tanaman sayur mayur, buah-buahan, cabe dan kolam bioflok ikan lele. 
Di lokasi lain, tepatnya di Gang Casandra juga terdapat sebuah lahan untuk budidaya berbagai jenis tanaman pangan dan juga budidaya ikan lele dan ikan nila yang juga dikelola oleh pengurus dan anggota KWT, yang berlokasi di RT. 009, RW. 026.

Tulus Loloan Siahaan Ketua RT. 009 menjelaskan kepada awak media, “Tanaman obat seperti jahe lengkuas dan lainnya itu sangat penting untuk masyarakat dan bisa dikonsumsi seluruh warga, sedangkan untuk buah merupakan inisiatif saya dan warga, buah yang sudah ada seperti mangga, jambu, belimbing dan kita harapkan bisa dikonsumsi oleh warga".

Di lahan PSU yang terletak di RT. 002, RW. 026, ditanam berbagai jenis tanaman seperti bayam, pakcoy, cabe, jeruk, pepaya, sereh, dan yang lainnya. Masih di RT yang sama, tepatnya di Gang Casandra 1 juga terdapat sebuah lahan hidrponik dan kolam budidaya ikan nila yang dikelola oleh Ibu Rudhini, Ibu Rita, Ibu Nila, Ibu Mila dan dan kawan-kawan KWT lainnya. 

KWT yang dibentuk sejak Juni 2020 yang dipelopori oleh Ibu Endang Sudaryanti, hasilnya sudah bisa dinikmati oleh warga setempat. Warga tidak perlu lagi ke pasar untuk membeli sayur dan buah serta cabe.

Sementara itu Edy Mulyawan Ketua RW. 026, saat ditemui awak media dilahan pertanian menjelaskan, “Inilah salah satu kebun dari Kelompok Wanita Tani maju bersama yang ada di RW. 026 di sini bisa dilihat ada kacang panjang ada ubi, ini adalah hasil kreasi dari kegiatan ibu-ibu memanfaatkan lahan-lahan yang ada".
Edy juga menambahkan, apa yang dilakukan ibu-ibu di KWT ini merupakan hasil inisiatif dari ibu-ibu itu sendiri dengan belajar secara otodidak. Selain itu, lahan tersebut bisa menjadi lahan edukasi sekaligus embrio buat ibu-ibu yang lain di RW 026. Ada manfaat yang didapatkan dari kegiatan seperti kepuasan dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

“Hanya gara-gara beli cabe ke pasar tiba-tiba terpapar Covid-19, nah kalau mereka punya kebun dan tanaman di rumahnya di halamannya artinya hal-hal kecil bisa diambil jadi tidak perlu lagi ke pasar,” lanjutnya.
Ia berharap ada dukungan dari dinas terkait untuk memberi bimbingan bagi ibu-ibu di KWT.”tanpa bimbingan tanpa sentuhan ya ini tidak bisa bergerak lebih bagus lagi,” tandasnya.

Wakil Wali Kota Bekasi dalam kesempatan lain menyampaikan apresiasinya kepada warga di RW. 026 dengan program ketahanan pangannya. “Saya mengapresiasi kepada seluruh warga masyarakat yang ada di RW. 26 kelurahan Pejuang Medan Satria. Itu adalah salah satu bentuk kontribusi dari masyarakat dalam rangka membantu pemerintah dan ikut serta dalam proses bagaimana kita menghadapi dampak dari pandemi Covid-19 ini,” ungkap Tri.

Tri lebih lanjut mengatakan, kekompakan, kebersamaan dan rasa memiliki ditunjukkan oleh warga dan pengurus di RW 026 bisa menjadi model bagi RW-RW lain di Kota Bekasi. “kelihatan guyub, saling bahu membahu dan kemudian mengayomi kepada warga masyarakat yang terpapar oleh pandemi Covid-19,” imbuhnya.

Menurutnya, ketahanan pangan yang dilakukan RW. 026 cukup menjanjikan dan bisa menjadi modal dasar dalam rangka membangun Kota Bekasi yang cerdas, kreatif sejahtera dan ihsan. “Program-program pemerintah yang terkait dengan hidroponik, budidaya pangan, pengelolaan sampah juga ikut kontribus,” tutupnya.

Selain mudah dilakukan, budidaya hidroponik juga murah karena media tanamnya bisa memanfaatkan bahan-bahan daur ulang seperti styroform bekas, pipa bekas dan bahan bekas lainnya sehingga bisa menekan biaya pembuatan instalasi hidroponik. (Hat)