Header Ads Widget

Header Ads

Update

8/recent/ticker-posts

Rakernas MRI ke-2 Dorong Profesionalitas Jurnalisme


REFORMASI-ID | BOGOR - Sejumlah jurnalis dari media online Reformasi Indonesia menggelar diklat jurnalistik, sekaligus family gathering di Nulam Campsite, Jonggol, Jawa Barat. Kegiatan tersebut juga diiringi dengan menyantuni anak yatim yang berada di lokasi sekitar.

Kegiatan yang di barengi dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-2 itu dilakukan selama dua hari mulai tanggal 18 - 20 Januari 2025.

Tak hanya jurnalis MRI saja, kegiatan tersebut juga turut dihadiri beberapa tamu undangan seperti, Wakil Rektor STIE Bogor, H. Mulyadi, S.PD.I., S.Sos., M.Si, Praktisi Hukum, Ferry Irawan, S.H., M.H, Pengamat dan Penulis, M. Hatta Thahir, S.Sos, dan Manajemen Bisnis dan Organisasi Perusahaan Media, Mahar Prastowo.

Wakil Rektor STIE Bogor, H. Mulyadi dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat duaniawi saja, tetapi juga Insyaallah akan menjadi ladang pahala bagi kita semua.

"Saya sangat mengapresiasi kegiatan Rakernas. Karena selain mempererat tali silaturahmi kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi anak-anak yatim yang memang memerlukan bantuan," kata H. Mulyadi.


Lebih lanjut, dia mengatakan, memberikan santunan anak yatim adalah wujud kepedulian dan bentuk amalan nilai-nilai Islam.

"Barang siapa yang menyantuni sebagian hartanya untuk anak yatim, Insyaallah, Allah SWT akan mempermudah urusannya. Karena dalam Al-quran sudah jelas anak yatim memiliki kedudukan yang istimewa," tegasnya.

Dalam kesempatannya Pimpinan redaksi Media Reformasi Indonesia, Trias Budi menyampaikan, tujuan Diklat Jurnalistik ini adalah untuk meningkatkan profesionalitas jurnalisme di zaman era digital yang kalah cepat dengan media sosial.

Menurutnya, wartawan sering kali kalah cepat dengan sosial media dalam menyajikan informasi. Namun terkait akurasi dan kebenaran berita, ia mengatakan, jurnalis masih menjadi garda terdepan untuk menyajikan berita.

"Terkadang Isu yang berkembang melalui sosial media itu tidak semua sesuai dengan faktanya. Jadi sebagai wartawan yang cerdas itu tidak langsung menelan mentah-mentah informasi yang beredar dari sosial media dan memperluaskan informasi yang belum tentu benar beritanya," terang dia.

"Kita harus cek and ricek, turun ke lokasi untuk mencari narasumber yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Jangan membuat berita yang hoax hingga malah membuat resah masyarakat," tuturnya menambahkan.

Ia juga berharap, jurnalis MRI dapat menjunjung tinggi marwah kewartawanannya dan tidak melanggar kode etik jurnalistik agar terjaga dari UU ITE.

Sebelum mengakhiri sambutannya, pria kelahiran Jakarta ini mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

"Terima kasih kami ucapkan kepada Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan juga Nulam Campsite yang telah mensupport kegiatan kami mulai dari awal perencanaan hingga selesainya acara," pungkasnya.

(red)