Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

UPTD Puskesmas Pondokgede Launching PMT Berbasis Pangan Lokal bagi Ibu Hamil KEK dan Balita Gizi Kurang





REFORMASI-ID 🇮🇩 | Kota Bekasi - UPTD Puskesmas Jaticempaka melaksanakan kegiatan Launching Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis Pangan lokal bagi ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Balita Gizi kurang. Bertempat di Puskesmas Pondokgede, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat, senin (5/8/2024).

Menurut dr. Agung Insani Firdaus kepala UPTD Puskesmas Pondokgede, bahwa Indonesia saat ini lagi berusaha Cegah Stunting, Antisipasi Generasi Stunting Guna Mencapai Indonesia Emas 2045. Mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045. 

"Masalah stunting adalah masalah serius bangsa dan penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak," kata dr. Agung. 

Stunting bukan hanya berdampak pada pertumbuhan tinggi badan saja, namun lebih dari itu. Anak yang mengalami stunting juga akan mengalami gangguan pada perkembangan otak dan sistem kekebalan. Dampak lebih lanjut anak akan mengalami gangguan kecerdasan, rentan dari penyakit, dan nantinya berisiko terhadap tingkat produktivitas. Oleh karena itu, masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.

Stunting disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dicetuskan pada berbagai masa pertumbuhan, dari sejak sebelum kehamilan (masa pra-konsepsi), masa pembuahan, masa kehamilan, hingga usia balita dan usia sekolah. Kurangnya nutrisi yang baik secara kuantitas dan kualitas, infeksi pada anak dan higienitas lingkungan yang buruk, adanya lingkungan sosial-ekonomi yang rendah, kurangnya pengetahuan dan pendidikan, serta pengabaian pengasuhan anak terutama dalam hal makanan, juga termasuk ke dalam beberapa faktor yang dapat mengakibatkan stunting. 

"Oleh karena itu,  penanganan stunting bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi sangat diperlukan dukungan masyarakat untuk saling bahu-membahu dan bekerja sama demi percepatan penurunan kasus stunting dan masa depan bangsa yang lebih baik. Pemerintah membangun dengan baik fasilitas yang bermanfaat, masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik dan bijak," Papar dr. Agung.

Saat bersamaan, Ratna Wulansari Nutrisionis menyampaikan bahwa pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan Balita Gizi ku merupakan program dari kementerian kesehatan yang dilakukan oleh semua Puskesmas. 

"Wilayah kerja kami di Puskesmas Pondokgede sini yaitu Kelurahan Jaticempaka dan Jatiwaringin. Kami dalam melaksanakan program ini melibatkan pihak ketiga, jadi selama 57 hari kami berikan makanan tambahan untuk bayi dan 4 bulan untuk bumil. Prakyeknya, kebutuhan gizi kita bikin siklus 7 hari dan sesuai dengan kebutuhan gizinya. Dengan program ini kami harapkan statusnya uang awalnya tidak normal menjadi normal kembali, oleh karena itu kmi minta kerjasama orang tua untuk  bos telaten dalam memberikan makanan pada anak, jangan sampai kami sudah menyediakan tapi ternyata orang tua tidak telaten.

Jadi dalam hal ini tentunya kami jaga memberikan edukasi kepada orang tua dan Tim dilapangan untuk memastikan bahwa makanan yang telah disediakan dipastikan benar-benar dimakan oleh anak, walaupun tentunya ada masukan-masukan misal tidak mau makan karena kurang suka rasanya dan lainnya, karna pastinya ada perbedaan satu anak dengan anak lainnya. Semoga program pemerintah ini berjalan baik.
Satu hal yang harus di pahami bersama adalah stunting itu bisa diatasi dan diperlukan kerjasama yang baik semua pihak," pungkas Ratna Wulansari. ( Agus W)