REFORMASI-ID | Kota Bekasi - Orang Lanjut Usia (Lansia) mengalami penurunan kekebalan karena ada beberapa organ yang mengecil. Seperti thymus yang mengecil sehingga menyebabkan gangguan pada sel T yang bisa menyebabkan gangguan pada kekebalan imun. Kondisi penuaan pada sistem kekebalan ini disebut juga dengan immunosenescence.
Lansia biasanya mengalami penurunan respon antibodi pada vaksinasi. Meski demikian Lansia sangat membutuhkan vaksinasi. Karena vaksin dibutuhkan akibat resiko infeksi yang sangat tinggi pada Lansia.
Infeksi pada Lansia meliputi, saluran kencing, penumoni, kulit, influenza, Covid dan saluran pencernaan. Bahkan dampak Covid pada Lansia menurut data CDC, 8 dari 10 pasien lanjut usia menderita Covid dinyatakan meninggal. Itu berarti angka kematian pada Lansia cukup tinggi.
Disamping Covid, pemerintah punya PR besar, yaitu ada influenza yang sering terjadi pada lanjut usia, yang tidak mendapat perhatian. Dan angka kematian influenza cukup tinggi serta sering menyebabkan hospitalisasi. Seseorang lanjut usia apabila terkena flu, beresiko tinggi pneumonia, serangan jantung, stroke.
Apalagi dengan kondisi adanya pandemi Covid-19 dan influenza belum berakhir, maka bisa terjadi co-infeksi. Di mana kondisi dua-duanya, jika ada akan memperburuk kondisi Lansia.
"Vaksin itu penting untuk usia lanjut, mengingat usia lanjut rawan dari penyakit, dan kami sebagai tenaga kesehatan juga lebih hati-hati dalam pengamanan terahadap pelaksanaan vaksinasi, ketika di screening kami menayakan detail tentang penyakit yang dideritanya sehingga setelah divaksin Insya Allah tidak ada KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang terjadi), adanya vaksin untuk meningkatkan herd imunity seseorang, makanya kami sangat setuju dan mendukung jika pemerintah lebih memprioritaskan dua kelompok masyarakat. Pertama, yakni tenaga kesehatan (Nakes), dan kedua kepada masyarakat yang rentan terutama dikhususkan untuk berusia lanjut atau Lansia," tutur Devi.
Moh. Shaikhur Rokhim : pelaporan
Reporter: Agus Wiebowo