REFORMASI-ID | Jakarta - Lagi-lagi Profesi Wartawan kembali mendapat pelecehan dari oknum guru, terkait penolakan pendampingan vaksinasi anak di sekolah tersebut, orang tua yang konteksnya seorang wartawan, sementara kegiatan vaksinasi wajib dipublikasikan agar dapat mengundang masyarakat akan pentingnya vaksinasi, akan tetapi oknum guru menolak pendampingan orang tua murid tanpa alasan yang jelas.
Sementara Program Vaksinasi untuk anak usia 6 - 11 tahun mulai bergulir pada Desember 2021. Target sasarannya mencapai 26,5 juta anak di Indonesia. Untuk pelaksanaannya akan dimulai di DKI Jakarta, Banten dan Depok memang harus digencarkan melalui publikasi pemberitaan, agar dapat terpantau, sehingga penolakan yang dilakukan oknum guru adalah satu pelanggaran dengan menghalangi tugas wartawan yang melaksanakan tugas peliputan dan ini dapat diasumsikan sebagai pelecehan profesi
Pelaksanaan vaksinasi anak yang dilaksanakan pada Kamis, (30/12/2021) pukul 09.30 di SDN 14 Jatinegara Kaum RT 010 RW 03 No. 27, Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Seorang oknum guru yang bernama Sri Suryana, S.pd. menyatakan penolakan dan mengatakan "Silahkan anda foto dan publikasikan saya tidak takut."
Sementara Wakepsek SDN 14 Jatinegara Kaum Imelda dan beberapa guru saat ditemui awak media dari forum Wartawan Jakarta Indonesia (FWJI) membenarkan atas kejadian tersebut dan Pihak sekolah berjanji akan memediasikan dengan oknum guru tersebut dan Kepala Sekolah serta orang tua murid duduk bersama, tapi kenyataan tidak ada responsif yang berarti.
Sementara itu Kepala Sekolah Teti Surtikah, S.pd, dianggap tidak responsif karna saat dikonfirmasi selalu menyatakan "maaf saya sedang sibuk".
Ketika di temui oleh awak media jum'at (07/01/2022), pihak sekolah terkesan menutupi keberadaan guru yang di maksud dan menginterpensi media jangan melakukan pemberitaan. Asmat Saputra selaku wali murid dari Muhamad Aslam, mengaku kecewa dengan sikap oknum guru yang jelas menghalangi tugasnya dalam pendampingan sekaligus mempublikasikan kegiatan vaksinasi anak.
"Bu Sri menolak ketika saya melakukan pendampingan kepada anak saya, yang dimana anak saya merasa ketakutan untuk disuntik, sampai akhirnya saya menginfokan bahwa saya adalah seorang wartawan, yang dimana saya juga akan melakukan peliputan atas kegiatan tersebut, tapi Bu Sri dengan keras menolak dan justru menantang saya" papar Asmat.
Sampai berita ini diturunkan pihak sekolah belum bersedia menghadirkan dan membuat permohonan maaf.
(MD)