Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Diskusi Politik Indonesia Point : Puan Maharani Calon President, Kenapa Tidak?



REFORMASI-ID 🇮🇩 | Nasional - Kemeriahan suasana politik dengan nama-nama Calon Presiden (Capres) menuju Pemilu Indonesia 2021 sudah mulai muncul. Elektabilitas dan popularitas dari lembaga survey dengan berdasarkan melihat citra dari masing-masing capres, menjadikan banyak nya peluang tokoh-tokoh yang siap dicalonkan. 

Puan Maharani, Ketua DPR RI, anak dari mantan Presiden ke 5 RI Megawati Soekarno Puteri, saat ini digadang dari Partai pemenang Pemilu 2019 yaitu PDIP. Melihat hasil elektabilitas dan popularitas dari lembaga survey, tentunya masih ada peluang untuk maju, mengingat masih sisa 2 tahun lagi pesta Demokrasi Indonesia di tahun 2024.

Indonesia Point pads hari Selasa (16/11/2021), mengadakan Diskusi Politik Seri 1 dengan mengambil tema : "Puan Maharani Calon Presiden: Kenapa Tidak? ". Acara diadakan pukul 14.00 wib, bertempat di Gedung Joeang 45 jalan Menteng Raya No. 31, Jakarta Pusat. 

Sebagai narasumber Diskusi, Emrus Sihombing (Analis Komunikasi Politik UPH) dan Lucius Karus (Peneliti Senior Formappi) dengan moderator Jeannyffer Williyam (Jurnalis). 

Dalam pemaparannya, Emrus Sihombing mengatakan, "Secara personal Puan dekat dengan pimpinan Partai, namun juga sosok yang bekerja tanpa pencitraan. PDIP harus berani melangkah mengambil sikap".

"Dia adalah anak biologis dari keturunan Soekarno dan anak ideologis dari Partai PDIP. Saat ini memang yang dimajukan oleh lembaga Elektabilitas hanya menonjolkan survey. Orang yang berkualitas harus dibangun jangan berdasarkan  survey. Seringkali Surveyor memainkan psikologis masa melalui survey dan questioners," jelasnya. 

Kemudian Emrus menambahkan, "Masyarakat jangan terjebak dari manipulasi akuntabilitas publik. Orang banyak hanya melihat pencitraan luar saja. Bagi Saya, Puan Maharani memang orang yang bekerja, sangat tenang dan mempunyai kejiwaan keibuan."

"Ini kesempatan emas bagi Puan untuk memimpin," pungkas Emrus. 

Lucius Karus melihat wacana pencalonan Puan Maharani sebagai Capres 2024 dari sisi peneliti. "Semua itu bisa muncul dari pencitraan yang muncul di permukaan," ujarnya. 

Lanjutnya," Dan belum ada lembaga survey seperti apa yang cocok menjadi calon presiden tetapi perlu diingat sebagai seorang calon presiden tidak bisa dikatakan dari sisi pencitraan juga."

"Menjadi seorang presiden kita harus melihat dari dua hal yaitu dari legalitas politik dan ideal politik," tambahnya.

Ideal politik kita, sambungnya, harus melihat suara rakyat harus kita perjuangkan dan kita memperjuangkan nilai demokrasi.

"Posisi Puan sebagai ketua DPR menjadi ruang untuk menyuarakan aspirasi masyarakat," jelasnya.

Ia juga mengatakan," Peluang besar Puan fakta untuk menjadi kandidat presiden adalah sudah punya partai, kedekatan dengan ketum Partai politik  dan  satu-satu partai yang bisa mempunyai 20% kursi karena PDIP punya peluang sangat besar dari pada partai lain."

"Panggung DPR juga belum di maksimalkan oleh ibu puan karena pada saat menjabat keadaannya indonesia mengalami adanya covid-19 jadi beliau belum bisa menunjukan kapasitas sebagai calon pemimpin dan semoga kita harap di masa sisa Jabatan saat ini beliau bisa maksimal menjadi seorang pemimpin DPR untuk membantu menyalurkan aspirasi masyarakat," tandasnya.

Setelah pemaparan materi dari masing-masing narasumber, moderator menanyakan ke masing-masing moderator pendapat mereka dengan singkat tentang pencalonan Puan Maharani dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan media.

Dengan dialog ini, maka akan terlihat bagaimana tingkat elektabilitas dan popularitas dari setiap capres yang akan maju dalam Pemilu 2024 nanti bisa mempersiapkan diri dalam pesta Demokrasi Indonesia saat Pemilu 2024. (HM)