Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Pedagang : Kita Pertahankan Sampai Titik Darah Penghabisan



REFORMASI-ID 🇮🇩 | Kota Bekasi - Pembongkaran Bangunan lapak pedagang yang berada di pinggir kali depan gerbang masuk Perumahan Duta Indah Jatimakmur Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi belum dilaksanakan tapi sudah menuai protes keras para pedagang. 

Itu terjadi lantaran para pedagang menggantungkan nasibnya selama bertahun-tahun lewat berdagang di lokasi yang berada di wilayah RW. 20, Kelurahan Jatimakmur Pondokgede. Hal tersebut disampaikan Achmadi Sukowati, tokoh masyarakat yang sekaligus Ketua Pedagang kaki lima depan gerbang Perumahan Duta Indah, Kp. Sigma, Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi. Kamis (28/10/2021).

" Berawal dari surat edaran ketua RW 015, No. 028/SE-RW. 015/lX/2021, tentang larangan berjualan. Surat itu juga tidak diketahui Lurah dan Camat waktu itu. Baru kemudian ada surat edaran yang diterbitkan Camat," tutur Achmadi Sukowati.

Dari surat edaran itu, lanjutnya, tentu membuat kami resah, dan apabila dilakukan pembongkaran, 75 pedagang yang akan menjadi binaan UMKM terancam hidupnya, dikarenakan lapak dagangan mereka akan dibongkar, sedangkan mereka sudah 15  tahun bahkan 17 tahun berjualan. Perlu diketahui, lokasi pedagang ada dilokasi RW 20  tapi yang ribut minta dibongkar RW 15.

"Menurut kabar yang beredar lapak dagangan akan dibongkar dan dijadikan taman, keberadaan pedagang juga dianggap sebagai penyebab banjir," ucapnya.

Ia juga menegaskan," Ini jelas tidak adil kami yang selama ini menempati bertahun tahun mau dibongkar begitu saja, ini seperti air susu dibalas air tuba, orang tua saya sudah memberikan tanahnya untuk jalan masuk ke perumahan Duta Indah. Awalnya tanah itu milik orang tua dan bersurat girik serta leter C yang terdaftar sebelum menjadi jalan perumahan tersebut."

" Tanah yang berada didepan gerbang Duta Indah maupun yang ditempati PKL masih kami bayar SPPT dan PBB nya," terang Achmadi Sukowati.

" Alasan menjadi penyebab banjir jelas tidak masuk akal, dari Sabang sampai Merauke namanya banjir dimusim hujan, itu banjir nasional." tandasnya.

Safridayanti, penjual Nasi padang menyampaikan harapannya," Kalau sampai terjadi pembongakaran bagaimana saya cari makan,  kita sudah lama disini."

" Kalau digusur harus cari lagi dan kembali ke nol lagi. Mewakiki pedagang yang lain saya mohon jangan dibongkar," pintanya 

" Apalagi dimasa pandemi pendapatan kami mengalami penurunan,  yang dihari mormal dalam sehari bisa lebih 2 juta, saat ini sehari dapatnya 700-800 ribu saja jadi turun drastis," ujarnya.

" Saya berharap keadaan ekonomi kembali normal. Jangan sudah seperti ini malah akan digusur," tuturnya.

Sebenarnya, Safridayanti menjelaskan, disini juga udah pernah dibongkar 1 kali, terus kita datang lagi pakai tenda, akhirnya kita bangun seperti ini."

" Saya kaget mendengar kabar mau dibongkar lagi," tutup Safridayanti. 

Dimasa pandemi rakyat sudah susah, para penjual mengalami penurunan drastis, Achmadi Sukowati yang merupakan ketua RT ini berharap pada pemerintah untuk tidak membongkar tempat para pedagang. 

" Kami mewakili para pedagang kaki lima meminta kepada aparat Kecamatan Pondokgede dan pemerintah Kota Bekasi untuk tidak membongkar tempat usaha mereka  yang sudah berjalan kurang lebih 17an tahun, apalagi ini masa pandemi Covid," kata Achmadi Sukowati.

" Semua kena dampaknya terutama para pedagang kaki lima," sambungnya.

" Saya yakin pemeritah Kota Bekasi akan mendenggar suara kami. Kalaupun tetap terjadi penggusuran tentunya kami akan mempertahankan tanah kami,  tanah tempat kami mencari nafkah untuk keluarga. Kita pertaruhkan nyawa kita, kita pertahankan sampai titik darah penghabisan," tutupnya.


Reporter : Agus Wiebowo