REFORMASI-ID 🇮🇩 | Kota Bekasi - Inisiatif Gerakan Percepatan Peningkatan Produktivitas Pangan Berbasis Gotong Royong (GP4-BGR) merupakan hasil evaluasi aktivitas kegiatan dan program di usaha pertanian yang dilakukan oleh Komunias Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan Agribisnis (SUTA Nusantara) selama 8 tahun.
“Selama 8 tahun kami sudah menjalankan aktifitas, kegiatan dan program serta usaha di bidang pertanian. Untuk melakukan percepatan dan peningkatan produktifitas pangan,” demikian disampaikan Dadung Harisetyo selaku Ketua Umum KUP SUTA Nusantara kepada awak media, Minggu (17/10/2021).
Untuk melakukan percepatan program tersebut, pihaknya melakukan kerjasama dengan Perkumpulan Badan Usaha Milik Masyarakat Adat Nusantara (PERBUMMA Adat Nusantara) yang banyak mengelola asset-aset tanah terlantar di daerah, khususnya milik masyarakat adat agar memiliki memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Dadung menjelaskan, GP4-BGR ini akan dimulai dari komuditas padi pada November 2021 di Jawa Barat meliputi Kabupaten Indramayu, Subang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bekasi. Sementara untuk di Jawa Tengah akan dimulai di Kabuapaten Tegal, Brebes dan Batang. Untuk Jawa Timur mulai dari Kabupaten Malang, Jombang dan Pasuruan. Provinsi Lampung dimulai dari Lampung Timur, Lampung Selatan dan Tulangbawang. Untuk Sumatera Selatan dimulai dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Musi Banyu Asin dan Kota Palembang.
“GP4-BGR ini diorientasikan untuk mendukung program pemerintah dalam menciptakan program kemandirian dan ketahanan pangan melalui penerapan pola usaha pertanian yang aman dari berbagai penyakit tanaman atau hama, berbiaya produksi rendah, percepatan masa panen, peningkatan produksi panen dan peningkatan kualitas produk (rendemen-red) yang berbasis produksi beras sehat yang mengutamakan kesejahteraan petani,” ujar Dadung yang juga sebagai Ketua Umum PERBUMMA Adat Nusantara.
Lanjut Dadung, untuk sementara struktur GP4-BGR di tingkat nasional dipimpin langsung oleh Dadung dengan dibentuk satuan kerja provinsi dan satuan kerja kota / kabupaten dan kecamatan. Untuk menggerakkan roda organisasi ini dengan baik, pihaknya akan meningkatkan kualitas SDM dengan training khusus yang terdiri dari materi Manajemen Usaha Tani (MUT), Manajemen Produksi dan Perdagangan (MPP), Manajemen Permodalan dan Investasi (MPI) serta Manajemen Pengembangan dan Pengelolaan (MPP) asset usaha pertanian.
“Untuk meningkatkan kompetensi usaha pertanian, GP4-BGR sudah bekerjasama dengan para ahli baik dari kampus maupun praktisi lapangan yang sudah memiliki karya-kaarya unggul di bidang pertanian baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Dadung yang juga dikenal sebagai mantan aktifis Kosgoro dan KNPI.
Untuk memacu petani dalam menerapkan program yang dirancang, GP4-BGR akan menyelenggarakan kontes produktivitas pertanian dengan melakukan penilaian atas aktifitas, kegiatan dan program serta usaha yang dijalankan oleh petani.
“Melalui kontes ini, diharapkan dapat menciptakan dan mendorong semangat dan kegairahan usaha pertanian serta melahirkan petani dan pelaku usaha pertanian yang unggul untuk menciptakan etos kerja pertanian dan standar kompetensi dan kompetitif,” jelas Dadung.
Untuk memulainya, GP4-BGR akan membuat demplot-demplot usaha tani yang unggul. Dadung mengharapkan demplot ini akan menjadi rekomendasi bagi para petani dalam melakukan budidaya tanaman pangan yang bernilai ekonomi tinggi dan meningkatkan kesejahteraan petani.
(Darsono)