REFORMASI-ID | Kabupaten Bekasi - Lembaga pendidikan merupakan tempat bertukar ilmu layakanya sebuah pasar, guru sebagai agen perubahan dan motor dalam sebuah pendidikan senantiasa menumbuhkan sikap haus akan ilmu. Artinya Guru sebenarnya belajar bagaimana murid belajar. Pendidikan sejatinya bertujuan bukan hanya untuk mencerdaskan kemampuan akademik saja melainkan akhlak dan perbuatan. Sabtu, (03/07/2021).
Bagaimana kemudian berusaha menjadikan murid yang memiliki sikap bertanggungjawab, percaya diri, berani tampil/ekspresif, berkolaborasi (team), serta berperilaku dengan kebiasaan positif; Amanah, tanggungjawab, kerja sama, dan Disiplin. Muaranya adalah semua program yang dicanangkan agar berdampak atau berpihak pada murid.
Saat dikonfirmasi media via WA, Mulyana guru SDN 04 Burangkeng yang sedang menerapkan paket modul 3 mengatakan, "Guru merupakan penuntun bukan hakim atau teko yang selalu mengucurkan airnya. menuntun dan mendampingi tumbuh kembang anak menuju gerbang bahagia dan sukses menemukan potensi dan bakat yang dimiliki sesuai kodrat alam dan jaman. Untuk itu Guru sedianya yang aktif dan kreatif, amanah, mempunyai sikap terbuka, mau bekerjasama, memberikan kesempatan yang sama kepada semua murid dalam pengembangan diri/potensi, serta memberikan keteladanan yang baik."
"Kepala Sekolah yang mendorong kepemimpinan murid dengan memberikan motivasi dan kesempatan untuk pengembangan diri mereka, memiliki sikap bertanggung jawab, terbuka, dan memberikan kepercayaan terhadap langkah perbaikan dan pengembangan guru dan murid. Kepala sekolah sebagai penentu dan pemangku kebijakan yang berorientasi pada sikap proaktif terhadap perubahan, mau mengembangkan dan menggali aset yang dimiliki. Maka kemudian kolaborasi Guru, Kepala Sekolah, Murid, Orang tua, dan semua warga sekolah mutlak diperlukan agar cita-cita pendidikan Nasional menuju merdeka belajar sesuai Profil Pancasila bisa terwujud," ujarnya.
"Orang tua mendukung hal-hal dan sikap positif yang dilakukan oleh murid, percaya dan menguatkan serta mengarahkan. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan misal, memberikan dukungan moril dan materil, serta monitoring dan evaluasi," jelasnya.
Lebih lanjut Mulyana menjelaskan, "Sebagai bagian dari program yang berdampak pada murid, memastikan aset dan potensi yang dimiliki sekolah adalah hal signifikan agar murid terbiasa menerapkan budaya positif. Lingkungan sekolah Burangkeng 04 hampir 70% masih asri dengan tumbuhan dan area kebun. Hal lain adalah daerah di sekitarnya berdekatan dengan Tempat Pembuangan Sampah. Murid dikenalkan dan dibiasakan agar dekat degan lingkungan. Program BTN (Back To Nature) memanfaatkan kondisi lingkungan yang ada sebagai aset dan potensi besar agar murid mampu menjadi pemimpin dari sejak dini. Bagaimana murid memanfaatkan lahan dan kebun yang ada sebagai aset, memanfaatkan barang bekas untuk digunakan kembali, mengurangi, dan mendaur ulangnya (Reduce, Reuse, Recycle). BACK TO NATURE dengan berkebun bersama memberi harapan agar murid peka dan peduli pada lingkungan. Murid secara berkelompok menanami lahan kebun di sekitar sekolah dengan tanaman sayuran seperti cabai, terong, dan lainnya. Murid membangun team dengan arahan guru dan kepala sekolah dan orang tua. Murid juga dikenalkan dengan kegiatan pemanfaatan Ban Mobil bekas. Lahan yang ada dimanfaatakan untuk menanam atau meletakkan Ban Mobil yang kemudian tentu berdampak pad murid untuk pembelajaran. Ada nilai seni saat melakukan pengecatan, Nilai kerjasama saat bersama menyiapkan bahan dan proses, nilai Akademik saat mencampur cat dan air, Nilai kepemimpinan saat masing-masing kelompok mengatur cara kerja dan masih banyak lainnya;
PERISTIWA (FACTS)
Latar belakang melakukan program ini adalah atas dasar kebutuhan dan penerapan sikap baik dalam pemanfaatan potensi lingkungan sekitar sekolah serta memanfaatkan barang bekas agar lebih tepat guna (3R dalam program BTN; Back to Nature)
Melibatkan peran murid dalam rutinitas mingguan baik di sekolah (tatap muka) maupun di rumah. Penting agar anak atau murid terbiasa berbudaya cinta lingkungan
Murid bisa tahu, memahami dan mencintai lingkungan tinggal dan sekolah dengan tindakan yang peka dan peduli.
PERASAAN (FEELINGS)
Kondisi lingkungan yang masih ada lahan kebun dan barang bekas rasanya amat sayang jika dibiarkan begitu saja. Berangkat dari sini kolaborasi Guru, Kepala Sekolah, Orang tua, dan murid untuk menggali potensi tersebut.
Perasaan lebih tenang dan nyaman melihat murid mau dan mampu melakukan Program BTN dengan prinsip 3R
Merasa ada harapan lebih ketika nantinya murid menjadikan kegiatan ini terbawa ke jenjang dewasa mereka (harapan jangka Panjang).
PEMBELAJARAN (FINDINGS)
Program BTN ini tentu mengandung pembelajaran, ada sikap, akademik, dan psikomotorik atau skill. Beberapa pembelajaran tersebut adalah antara lain:
-Melatih kepemimpinan murid,
-Bahan pembelajaran pembentukan karakter dan budaya positif,
-Pembentukan team yang kompak,
-Mengenalkan arti organisasi sejak dini,
-Hubungan vertical ke pencipta tentang prinsip pemimpin di bumi.
PENERAPAN KE DEPAN (FURUTE)
Sesuai harapan bersama dan sejalan dengan visi misi sekolah dalam menciptakan murid yang unggul dan ramah menuju merdeka belajar dan sesuai profil pelajar Pancasila, tentunya menjadi bagian penting agar ada target yang harus dicapai.
Lebih konsisten dalam melakukan kontrol
Kinerja semua guru agar lebih aktif berperan
Murid lebih responsive dan terbiasa dengan budaya positif." Pungkasnya.
(Red)