Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Update

8/recent/ticker-posts

Rumah Belajar Cahaya Generasi Amanah, Tempat Belajar Anak Berkebutuhan Khusus

REFORMASI-ID | Tangerang - Rumah belajar Cahaya Generasi Amanah yang berlokasi di Jalan Haji Rean, RT.002, RW. 001, Desa Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan, tempat belajar anak berkebutuhan khusus. Kamis, (11/02/2021).

Abdi (13) adalah salah satu anak didik dari puluhan anak didik berkebutuhan khusus (ABK) yang tengah mengikuti terapi pembelajaran di Rumah Belajar Cahaya Generasi Amanah. 

Abdi mengidap Sindrom Asperger, sebuah gangguan Neurologis atau saraf yang termasuk ke dalam gangguan Spektrum Autisme (autism spectrum disorder) atau yang lebih dikenal dengan penyakit autisme. Anak yang mengidap Sindrom Asperger biasanya mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. 

Sebelum mendapatkan terapi, salah satunya adalah terapi urut, Abdi memiliki kebiasaan tantrum, tantrum adalah ledakan emosi, keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, pembangkangan, mengomel marah. Tapi itu dulu, sekarang Abdi sudah bisa berkonsentrasi, dan berinteraksi serta belajar seperti anak-anak normal lainnya. 

Bahkan, Abdi memiliki kemampuan menyebut angka dalam bahasa Spanyol dan Inggris, ini sebuah perkembangan berarti bagi Abdi dan anak-anak lainnya di Rumah Belajar Cahaya Generasi Amanah milik Yulianti. 
               Abdi (13) sedang belajar

Selain terapi urut, Abdi juga mendapat pembelajaran kemampuan dasar seperti berhitung dan membaca serta bergaul dengan orang lain. 

“Autisme bukan penyakit, jadi diterapi saja dia akan lebih baik bahkan otaknya tidak kenapa-kenapa, bahkan Autisme bisa lebih cerdas dibanding anak lainnya,” tutur Yulianti Founder Rumah Belajar Cahaya Generasi Amanah.

Terapi khusus yang diberikan kepada Abdi dengan cara urut di bagian tangan dan kaki dengan menggunakan minyak zaitun tujuannya untuk membuka pori-pori. Cara tersebut diyakini Yulianti bisa membuka atau mengeluarkan motorik halus sang anak. Selain itu, terapi bicara dan melatih konsentrasi juga dilakukan di sini.

“Alhamdulillah, ada beberapa anak dari yang tidak bisa bicara akhirnya bisa bicara dan sekarang sudah sekolah umum,” Tambahnya.

Apa yang dilakukan Yulianti bersama guru-guru pembimbing lainnya terdorong oleh rasa empati dan kepedulian pada anak-anak berkebutuhan khusus (atutisme) di lingkungannya. 

“Suami bilang kenapa tidak kita buka (Rumah Belajar). Kita punya ilmu sedikit kenapa tidak kita manfaatkan buat mereka dan akhirnya kita nekat buka di teras rumah, awal hanya dua murid ternyata dari mulut ke mulut mereka pada datang.” tuturnya.

Rumah Belajar Cahaya Generasi Amanah yang didirikan oleh Yulianti pada tahun 2016, dan dibantu oleh 13 guru, melakukan bimbingan belajar kepada ABK bukan hanya di Pamulang Selatan saja, tetapi kesetiap daerah-daerah yang membutuhkannya, seperti contohnya di Cianjur dan daerah yang lainnya.

Didalam perjalanan membangun rumah belajar banyak sekali halangan, terutama masalah biaya, tapi dengan tekad dan keyakinan yang kuat, rumah belajar ABK bisa eksis sampai saat ini.

"Kami sedang membangun gedungnya tapi sekarang istirahat dulu karena masalah biaya,” imbuhnya.

Yulianti bercita-cita ingin mendirikan rumah belajar untuk anak berkebutuhan khusus di seluruh Indonesia tanpa dipungut biaya sehingga mereka bisa mendapatkan pendidikan yang laik sebagaimana anak-anak normal lainnya. 

“Harapan saya buat bapak dan ibu di luar sana untuk lebih peduli lebih care kepada mereka (ABK) bahwa mereka juga layak mendapatkan pendidikan, kami berharap sekali ada bantuan untuk mewujudkan gedung pembelajaran ini,” tutupnya. (hat)