REFORMASI-ID | Jakarta – Kasus dugaan pengadaan ayam fiktif oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Bandung tak ubahnya kisah ayam goreng di brosur: kelihatan lezat, tapi tak pernah benar-benar muncul di atas meja. Drama distribusi ayam Boneless Dada (BLD) ini kini berbuntut panjang, menjerat PT Triboga Pangan Raya (TPR) hingga harus berhadapan dengan hukum.
Direktur PT Triboga Pangan Raya, Vita Theresia (VT), memilih angkat bicara. Alih-alih hanya membela diri, VT menyebut perusahaannya justru menjadi korban skenario distribusi yang ia sebut “semakin berbau amis”. “Kami ditagih atas barang yang kami rasa tidak pernah datang. Jadi, siapa sebenarnya yang menipu siapa?” kata VT kepada wartawan, Kamis, 17 Juli 2025, disertai senyum kecut.
Persoalan bermula ketika PT BDS, BUMD milik Pemkab Bandung, mengaku gagal membayar ke PT Triboga Pangan Raya. VT pun sempat menggugat PT BDS dengan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Namun, investigasi internal TPR menemukan fakta lebih mencengangkan: sebagian besar klaim pengiriman ayam dari vendor ke PT BDS diduga hanya ada di atas kertas.
“Kami sedang kumpulkan bukti, karena pengiriman itu seperti ayam goreng di brosur, kelihatan enak tapi gak pernah datang,” ujar VT. Ia menyebut ada indikasi penipuan dan penggelapan yang membuat perusahaannya terseok-seok.
Gagal bayar dari BDS itu berdampak domino. PT Triboga Pangan Raya menjadi sulit membayar vendor mereka sendiri. Salah satu vendor akhirnya memilih jalur hukum, melaporkan VT ke Polres Jakarta Selatan. “Kami tidak lari dari kewajiban. Tapi jangan lupa, kami pun korban. Kalau ayamnya aja fiktif, masa bayarnya nyata?” VT menambahkan.
Kini, PT Triboga Pangan Raya melaporkan balik PT BDS ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Bandung dan mempertimbangkan langkah pidana ke polisi. VT juga berniat membawa kasus ini lebih jauh: menyeret nama Bupati Kabupaten Bandung sebagai pemegang kendali atas BUMD tersebut.
“Publik menanti, apa langkah Bupati? Apakah akan menutup mata, atau justru menindak tegas agar urusan ayam ini tak berubah jadi skandal nasional,” kata VT.
Hingga berita ini diterbitkan, PT Bandung Daya Sentosa belum memberikan tanggapan resmi. Sementara publik masih menunggu klarifikasi, aroma busuk dari perkara ayam fiktif ini justru semakin menyengat.
--trs--