REFORMASI-ID | Mojokerto - Pakerti Budaya Nuswantoro yang di bentuk oleh Gus Imm adalah sarana agar kebudayaan sebagai wadah dimana bisa memberikan nilai-nilai yang dapat di jalankan dan di mengerti oleh siapapun, serta mampu mengakomodir seluruh elemen baik elemen agama, pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Sehingga berjalannya budaya sesuai dengan elemen-elemen tersebut dan tidak berseberangan. Sabtu, (19/06/2021).
Budaya juga mestinya dapat dijadikan peningkatan ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya sebagai wujud bahwa budaya tersebut mempunyai tatanan etika yang baik dan jika dalam perjalananya budaya dapat menghantarkan berbagai pesoalan kehidupan sosial kultural maka budaya tersebut mesti dipertahankan.
Gus Imm sebagai seorang budayawan dan juga spiritualis pengagas Pakerti Budaya Nuswantoro tidak sendiri untuk membentuk PBN, LBH FACTA singkatan dari Lembaga Bantuan Hukum 'Forum Aku Cinta Tanah Air' dan juga PERADI memberikan payung hukum atas berdirinya PBN,dimana PBN ini adalah sarana juga wadah kepedulian untuk mempertahankan kearifan lokal yang tidak bisa di pisahkan dari unsur seni budaya. LBH FACTA maupun PERADI terus mengawal PBN yang telah terdaftar siap bersinergi dengan Gus Imm .
Beberapa kutipan pernyataan Gus Imm pada awak media tentang revitalisasi kearifan lokal sebagai upaya penguat identitas bangsa.
"Kebudayaan memegang peran sangat penting dalam menopang perekonomian dan pembangunan setiap daerah di tanah air,dan saya ingin mengaplikasikan pemahaman kearifan lokal dan Kebudayacan Nusantara sebagai pondasi Karakter Bangsa," jelas Gus Imm sang budayawan nyentrik.
Gus Imm yang peduli akan keutuhan budaya di Nusantara dengan membentuk PBN dapat membawa pengaruh baik dan menjadi pemicu agar tidak semakin menipisnya sikap-sikap luhur yang telah dimiliki masyarakat sejak dulu, salah satunya adalah budi pekerti.
"Sikap budi pekerti ini sangat penting karena dapat memberikan keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup bermasyarakat, karena budi pekerti berperan penting sebagai identitas dan budaya sebuah bangsa," pungkasnya. (HM)